Transfer Paling Gila dalam Sejarah Sepak Bola Isak ke Liverpool Bisa Jadi yang Terheboh
Setiap jendela transfer selalu melahirkan kisah menarik. Namun musim panas ini, Alexander Isak mencuri perhatian publik sepak bola. Striker asal Swedia itu terang-terangan ingin hengkang dari Newcastle United demi bergabung dengan Liverpool.
Isak menunjukkan gelagat ingin pindah dengan cara klasik. Ia absen dari laga uji coba, dikeluarkan dari skuad tur pramusim, dan dilaporkan tidak hadir dalam sesi latihan. Langkah-langkah ini semakin memperkuat dugaan bahwa ia ingin segera mengenakan seragam The Reds.
Namun, situasi menjadi lebih rumit ketika klub Arab Saudi, Al-Hilal, turut membidiknya. Isak bahkan dikabarkan bersedia mengambil langkah ekstrem dengan memutus kontraknya secara sepihak. Saat ini, ia memilih berlatih di Spanyol untuk menjaga kebugaran. Perkembangannya terus diawasi ketat oleh para penggemar dan media.
Luis Figo Menyeberang El Clasico
Pada tahun 2000, Luis Figo membuat keputusan mengejutkan. Ia pindah dari Barcelona ke Real Madrid, musuh bebuyutan di La Liga. Keputusannya memicu kemarahan para pendukung Barca. Mereka bahkan melemparkan kepala babi ke arahnya saat ia kembali ke Camp Nou.
Namun, Figo tidak gentar. Ia menjawab dengan prestasi. Ia merebut Ballon d’Or dan membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions. Keputusannya mungkin kontroversial, tetapi kariernya terus menanjak setelah pindah ke ibu kota Spanyol.
Steven Gerrard Nyaris Tinggalkan Anfield
Pada musim panas 2005, Jose Mourinho hampir sukses memboyong Steven Gerrard ke Chelsea. Gerrard sudah mengajukan permintaan transfer, dan fans Liverpool marah besar. Mereka membakar jerseynya sebagai bentuk protes.
Namun, sehari kemudian, Gerrard berubah pikiran. Ia menolak tawaran besar dari Chelsea dan menandatangani kontrak baru di Anfield. Keputusan itu membuatnya tetap menjadi legenda Liverpool hingga akhir kariernya.
Viktor Gyokeres Menang Lewat Tekanan
Viktor Gyokeres tidak tinggal diam saat menghadapi kebuntuan negosiasi dengan Sporting CP. Ia berseteru dengan presiden klub, absen dari latihan, dan memaksa kepindahannya ke Arsenal.
Setelah drama panjang dan tarik ulur soal klausul kontrak, Arsenal akhirnya berhasil mengamankan jasanya. Klub London tersebut membayar £64 juta dan membuatnya menjadi rekrutan penting musim ini.
Kaka Tolak City, Tapi Pergi Setahun Kemudian
Pada tahun 2008, Manchester City menawarkan gaji dan biaya transfer fantastis untuk memboyong Kaka. Namun, pemain asal Brasil itu menolak tawaran tersebut karena ingin tetap setia kepada AC Milan.
Sayangnya, setahun kemudian, Milan mengalami krisis ekonomi. Mereka akhirnya menjual Kaka ke Real Madrid dengan harga yang lebih rendah. Keputusan itu memperlihatkan bahwa bahkan loyalitas bisa tergerus oleh kebutuhan finansial.
Harry Kane Gagal ke Etihad
Harry Kane memutuskan untuk tidak hadir di awal pramusim Tottenham pada tahun 2021. Ia yakin telah memiliki kesepakatan lisan dengan klub untuk pindah ke Manchester City.
Meski City sudah menyiapkan dana hingga £127 juta, Tottenham tetap menolak semua tawaran. Kane akhirnya memilih bertahan. Namun, saga tersebut menunjukkan bahwa bahkan pemain loyal bisa terlibat dalam drama jika ambisinya tidak didengar.
Kylian Mbappe dan Saga Tak Berujung
Real Madrid sudah lama mengincar Kylian Mbappe. Meski sempat memperpanjang kontrak di PSG dengan nilai fantastis pada 2022, Mbappe akhirnya memutuskan untuk tidak memperpanjang masa baktinya.
Pada awal 2024, ia secara verbal menyepakati kepindahan ke Madrid. Beberapa bulan kemudian, ia resmi mengumumkan perpisahannya. PSG harus rela kehilangan pemain bintang mereka secara gratis, dan kisah ini mencerminkan betapa berbelitnya transfer modern.
Lionel Messi Terpaksa Tinggalkan Barcelona
Lionel Messi tidak ingin meninggalkan Barcelona. Namun, krisis finansial klub memaksa mereka melepas sang megabintang karena batasan gaji La Liga.
Pada 2021, Messi mengucapkan selamat tinggal melalui konferensi pers yang penuh air mata. PSG langsung memanfaatkan situasi tersebut dan menyambutnya dengan kontrak besar. Meski ia pindah bukan karena keinginan, kepindahannya tetap menjadi momen ikonik.
Neymar dan Transfer yang Dibayangi Hukum
Barcelona membutuhkan empat tahun untuk menyelesaikan proses transfer Neymar dari Santos. Namun, kesepakatan itu penuh kontroversi. Jaksa menuduh pihak klub memanipulasi angka dalam laporan keuangan transfer.
Setelah berbagai penyelidikan, Neymar tetap resmi bergabung. Namun, hanya beberapa musim berselang, ia kembali menggegerkan dunia dengan pindah ke PSG dalam rekor transfer terbesar sepanjang masa.
Cristiano Ronaldo: Target Lama yang Akhirnya Terwujud
Real Madrid mendekati Cristiano Ronaldo sejak 2008. Manchester United sempat melaporkan mereka ke FIFA karena pendekatan ilegal. Namun, pada musim panas 2009, transfer rekor dunia sebesar £80 juta akhirnya terjadi.
Ronaldo langsung menjawab dengan performa luar biasa. Ia membawa Real Madrid meraih empat gelar Liga Champions dan mencetak ratusan gol. Transfer ini menjadi salah satu yang paling sukses dalam sejarah.
Carlos Tevez dan “Perang Manchester”
Carlos Tevez memutuskan untuk tidak mempermanenkan statusnya di Manchester United. Sebaliknya, ia bergabung dengan Manchester City, rival sekota. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak.
Manchester City bahkan memasang baliho besar bertuliskan “Welcome to Manchester” sebagai bentuk sindiran. Transfer ini memperkeruh rivalitas dan membuktikan bahwa transfer pemain bisa memicu konflik besar.
Kesimpulan: Drama Tak Pernah Absen dari Bursa Transfer
Transfer bukan hanya soal uang atau trofi. Di balik setiap kesepakatan, terdapat ambisi, konflik, dan emosi yang kadang lebih dramatis dari pertandingan itu sendiri. Saat ini, Alexander Isak sedang memainkan perannya dalam panggung besar itu. Apakah ia akan sukses seperti Ronaldo, atau terjebak dalam ketidakpastian seperti Kane? Waktu yang akan menjawab.
