Daniel Munoz sedang menjadi sorotan di Liga Primer. Bek andalan Crystal Palace ini tidak hanya kokoh di pertahanan, tetapi juga produktif dalam serangan. Ia mencetak enam gol dan memberikan delapan assist hanya dalam musim pertamanya di Inggris. Hasil konsistennya menarik perhatian klub-klub elite Eropa, termasuk Barcelona dan PSG.
Baru-baru ini, Munoz mengejutkan penggemar Palace dengan mengungkapkan ambisinya untuk suatu hari bermain bagi Manchester United.
Lahir di Medan Perang Medellín
Perjalanan Daniel Munoz menuju puncak sepakbola Eropa penuh tantangan. Ia tumbuh di Medellín, kota yang dulu terkenal dengan kekerasan kartel dan lingkungan yang keras.
“Saya berasal dari lingkungan yang sulit, salah satu yang terberat di Kolombia. Anak-anak di sana jarang punya kesempatan untuk menjadi apa yang mereka impikan,” kata Munoz kepada HLN, surat kabar Belgia.
Hidup di lingkungan berbahaya membentuk mentalnya. Setelah kehilangan beberapa teman dan menyaksikan perampokan serta kerusuhan di sekitarnya, Munoz memutuskan untuk memilih jalan yang berbeda. Ia menaruh fokus penuh pada sepakbola untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Dari Ultras Menjadi Kapten Tim
Sebelum menjadi profesional, Munoz aktif sebagai ultras Atletico Nacional. Ia bernyanyi dan meneriakkan yel-yel untuk klub favoritnya. Namun, pada usia 16 tahun, Munoz meninggalkan tribun untuk mengejar karier sepakbola penuh waktu.
Setelah memulai karier profesionalnya di Aguilas Doradas, Munoz tampil hampir 100 kali di kasta tertinggi Kolombia. Kemudian, pada 2019, ia bergabung dengan Atletico Nacional dan dalam dua musim ia dipercaya menjadi kapten tim. Keputusan ini menunjukkan kualitas kepemimpinan dan kemampuan bermainnya di lapangan.
Melaju ke Eropa: Genk dan Crystal Palace
Penampilan impresif Munoz menarik perhatian klub-klub Eropa. Genk membayarnya €4,5 juta untuk bergabung ke Liga Jupiler Belgia, di mana ia berkembang menjadi bek kanan tangguh dan serbaguna.
Ketika Crystal Palace datang menawarkan kontrak empat tahun, Munoz langsung menerima kesempatan itu. Di bawah arahan pelatih Glasner, ia menjadi pemain kunci dalam sistem intensitas tinggi tim. Selain itu, assist pentingnya membantu The Eagles menjuarai Piala FA musim lalu, sekaligus memperkuat reputasinya di kancah Eropa.
Ambisi Besar tapi Fokus Tetap di Palace
Munoz tidak menutupi impiannya bermain bagi klub-klub top Eropa, seperti Barcelona, PSG, Real Madrid, atau Manchester United.
“Bagi saya, akan menjadi mimpi yang menjadi kenyataan bermain di salah satu klub besar itu. Saya berjuang setiap hari untuk menarik perhatian mereka,” ujarnya kepada media Kolombia, AS.
Meski begitu, Munoz menegaskan bahwa prioritasnya tetap di Crystal Palace. Ia menambahkan,
“Saat ini saya fokus pada klub, memberikan yang terbaik untuk Crystal Palace. Hingga kini, saya belum mendapat informasi konkret soal ketertarikan klub besar. Kita lihat nanti ketika jendela transfer musim dingin mendekat.”
Apa Artinya bagi Palace dan Fans?
Pernyataan Munoz tentu bisa memunculkan emosi campur aduk bagi penggemar Palace. Ambisinya wajar, tetapi tim sangat bergantung padanya dalam transformasi di bawah Glasner. Munoz memiliki kontrak hingga 2028, sehingga klub manapun yang ingin memboyongnya harus menyiapkan biaya transfer besar.
Jeda Internasional dan Fokus ke Liga Primer
Dalam waktu dekat, Munoz akan memperkuat Kolombia melawan Selandia Baru dan Australia pada jeda internasional bulan November. Setelah itu, ia akan kembali fokus ke Liga Primer, dengan pertandingan penting menghadapi Wolves pada 22 November.
