Florian Wirtz Lebih Memilih Real Madrid, Tapi Takdir Membawanya ke Liverpool
Florian Wirtz tidak muncul begitu saja di panggung sepak bola Eropa. Gelandang muda berusia 22 tahun itu menjadi motor utama kesuksesan Bayer Leverkusen musim lalu. Ia memimpin klub tersebut menorehkan sejarah dengan menjuarai Bundesliga tanpa sekalipun menelan kekalahan.
Berkat visi bermain yang tajam, kontrol bola yang halus, dan kemampuan mencetak peluang dari ruang sempit, Wirtz menarik perhatian klub-klub besar Eropa. Real Madrid dan Bayern Munich sempat mengamati perkembangannya, tetapi keduanya tidak pernah bergerak konkret.
Kesempatan itu justru dimanfaatkan oleh Liverpool. Klub asal Merseyside tersebut melayangkan tawaran senilai £116 juta, yang akhirnya menjadikan Wirtz sebagai pemain dengan nilai transfer tertinggi dalam sejarah Premier League sebelum rekor itu dipecahkan oleh kedatangan Alexander Isak beberapa pekan kemudian.
Tantangan Berat di Awal Karier di Inggris
Namun, perjalanan Wirtz di Inggris tidak berjalan semulus kisah suksesnya di Jerman. Ia datang dengan status bintang muda, tetapi adaptasinya di Premier League terbukti tidak mudah.
Hingga kini, Wirtz belum mencetak gol maupun assist untuk Liverpool. Arne Slot, sang pelatih, lebih sering menempatkannya di bangku cadangan dan memberinya peran sebagai pemain pengganti di babak akhir pertandingan. Dalam kemenangan 2–0 atas Aston Villa, Wirtz hanya tampil selama 13 menit terakhir.
Akibat situasi itu, sejumlah pengamat mulai mempertanyakan apakah keputusan pindah ke Anfield merupakan langkah terbaik bagi kariernya.
CEO Leverkusen Ungkap Fakta di Balik Transfer
Dalam wawancara bersama Sport1, CEO Bayer Leverkusen, Fernando Carro, menjelaskan situasi sebenarnya di balik kepergian Wirtz. Ia menegaskan bahwa Liverpool bukanlah pilihan utama sang pemain.
“Florian dan keluarganya tahu bahwa memperpanjang kontrak adalah prioritas kami,” kata Carro. “Kami bahkan siap melanggar batas gaji klub untuk mempertahankannya. Namun pada akhirnya, Florian yang menentukan jalannya sendiri. Orang tuanya mendukung penuh keputusannya, dan kami menghormatinya.”
Carro kemudian menambahkan bahwa Real Madrid sebenarnya menjadi klub impian Wirtz. Sayangnya, tawaran dari klub ibu kota Spanyol itu tidak pernah datang.
“Florian ingin menjuarai Liga Champions,” ujar Carro. “Kami memang menjuarai Bundesliga, tetapi memenangkan Liga Champions bersama Leverkusen jauh lebih sulit. Jika Xabi Alonso meminta Madrid untuk mendatangkannya, mungkin ceritanya akan berbeda. Namun, di Madrid, Xabi tidak memiliki kendali sebesar di Leverkusen. Di sana, keputusan transfer sepenuhnya berada di tangan Florentino Pérez.”
Bayern Munich Pilih Bertahan pada Prinsip
Sementara itu, Bayern Munich sempat mempertimbangkan untuk merekrut Wirtz. Namun, klub asal Bavaria itu akhirnya memutuskan mundur. CEO Bayern, Jan-Christian Dreesen, menjelaskan bahwa keputusan tersebut bukan karena keterbatasan dana, melainkan karena prinsip keuangan klub.
“Kami mampu membeli siapa pun yang kami inginkan,” tegas Dreesen. “Namun kami ingin melakukannya tanpa bergantung pada pinjaman bank. Itulah DNA Bayern. Klub-klub Premier League memang memiliki pendapatan media yang jauh lebih besar. Liverpool, misalnya, meraih hampir £200 juta, sedangkan kami jauh di bawah angka itu.”
Wirtz Masih Punya Waktu untuk Bersinar
Meskipun awalnya belum tampil menonjol, banyak pihak percaya bahwa Florian Wirtz hanya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan tempo cepat Premier League. Arne Slot saat ini masih mencari kombinasi terbaik agar sistem permainan barunya berjalan sempurna, termasuk memaksimalkan potensi besar yang dimiliki Wirtz.
Bakat dan kecerdasan taktis yang ia tunjukkan sejak di Jerman menjadi alasan utama Liverpool berani mengeluarkan dana besar. Klub yakin, begitu Wirtz menemukan ritme permainannya, ia akan menjadi sosok penting dalam proyek jangka panjang The Reds.
Seperti yang dikatakan salah satu analis sepak bola Inggris, “Butuh waktu bagi pemain muda seperti Wirtz untuk menyesuaikan diri dengan intensitas Premier League. Namun ketika ia menemukan performa terbaiknya, dunia akan mengerti mengapa Liverpool berani membayar £116 juta.”
Babak Baru dalam Karier yang Penuh Potensi
Florian Wirtz kini menjalani babak baru di kariernya. Mimpinya bermain untuk Real Madrid memang belum terwujud, tetapi kesempatan besar menantinya di Liverpool. Dengan kerja keras, waktu, dan dukungan dari pelatih serta rekan setim, Wirtz berpeluang menulis kisah suksesnya sendiri di Anfield—sebuah kisah yang mungkin suatu hari nanti lebih besar dari mimpinya ke Madrid.
