Calvin Verdonk Ciptakan Kejutan Dua Asis Langsung dari Sepak Pojok di Liga Europa
Calvin Verdonk menorehkan babak baru dalam karier profesionalnya ketika ia mencetak dua asis langsung dari sepak pojok. Bek kiri Lille itu tampil gemilang meskipun timnya harus mengakui keunggulan PAOK Thessaloniki dengan skor 3–4 pada matchday ketiga fase grup Liga Europa 2025/26.
Meskipun Lille gagal meraih kemenangan, performa Verdonk justru mencuri perhatian publik dan media. Ia menunjukkan kualitas yang selama ini mungkin terabaikan dari gaya bermainnya.
Cerita di Balik Sepak Pojok Bersejarah
Menjelang laga Ligue 1 melawan Nice pada Kamis (30/10) dini hari WIB, Verdonk bercerita dengan antusias dalam sesi konferensi pers. Ia mengaku bahwa momen tersebut menjadi pengalaman baru dalam perjalanan kariernya.
Ia menjelaskan bahwa sebelumnya tidak pernah menjadi eksekutor tendangan sudut, baik di Lille maupun di klub lamanya, NEC Nijmegen. Namun, situasi berubah setelah pelatih Bruno Genesio memberinya kepercayaan untuk mengambil sepak pojok.
Verdonk menuturkan, “Sebelumnya saya tidak pernah mengambil tendangan sudut di klub lama. Tapi saya tahu saya punya umpan silang yang bagus. Jadi ketika pelatih meminta saya melakukannya, saya siap.”
Keputusan Genesio terbukti tepat. Dari dua sepak pojok yang dieksekusi Verdonk, Lille berhasil mencetak dua gol. Gol pertama lahir dari sundulan Benjamin Andre di menit ke-58, sedangkan gol kedua tercipta sembilan menit kemudian melalui kombinasi Thomas Meunier dan Hamza Igamane.
Evolusi Gaya Bermain Verdonk
Selama membela NEC Nijmegen sejak 2021, Verdonk telah mengoleksi delapan asis. Namun, semua asis itu ia hasilkan dari permainan terbuka, bukan dari situasi bola mati. Ketika bergabung dengan Lille, ia mulai memperluas peran dan menambah variasi dalam kontribusinya.
Kini, Verdonk tidak hanya dikenal sebagai bek kiri yang solid, tetapi juga sebagai pemain yang mampu memberikan ancaman nyata lewat bola mati. Ia mengakui bahwa pengalaman tersebut memberinya perspektif baru dalam bermain.
“Ini pertama kalinya saya mencetak asis dari bola mati. Biasanya saya membantu lewat open play, jadi ini pengalaman baru yang menyenangkan,” ujar Verdonk.
Duet Mematikan di Sisi Kiri
Selain soal sepak pojok, Verdonk juga berbicara mengenai kolaborasinya dengan winger cepat Lille, Mathias Fernandez Pardo. Menurutnya, kerja sama di sisi kiri berjalan dengan sangat baik dan memberi kontribusi besar terhadap serangan tim.
Ia menambahkan, “Saya sangat nyaman bermain dengan Mathias. Dia pemain yang cepat, cerdas, dan tahu kapan harus bergerak. Saya tinggal memberinya bola di waktu yang tepat, lalu membiarkannya memanfaatkan ruang.”
Kombinasi keduanya menciptakan ritme serangan yang eksplosif. Banyak bek lawan kesulitan menghadapi kecepatan dan akurasi umpan dari sisi kiri Lille.
Kepercayaan dan Adaptasi yang Berbuah Hasil
Perjalanan Verdonk memperlihatkan bahwa kepercayaan pelatih dan kemampuan beradaptasi dapat mengubah peran seorang pemain di lapangan. Dari sosok yang tidak pernah mengambil sepak pojok, ia berkembang menjadi eksekutor andalan yang mampu menghasilkan gol dari situasi bola mati.
Perubahan ini juga menegaskan pentingnya fleksibilitas dalam sepak bola modern. Ketika pemain berani keluar dari zona nyamannya, peluang baru sering kali muncul secara tak terduga.
Kesimpulan: Dari Sudut Lapangan ke Panggung Sorotan
Calvin Verdonk membuktikan bahwa keajaiban bisa datang dari sisi lapangan mana pun, bahkan dari sudut yang jarang disorot. Dengan kerja keras, kepercayaan, dan keberanian untuk mencoba hal baru, ia berhasil mengubah peran biasa menjadi momen luar biasa.

Kini, Verdonk tidak hanya dikenal sebagai bek kiri tangguh, tetapi juga sebagai pencipta peluang yang mampu mengubah arah pertandingan lewat sepak pojok presisinya.
