Vinicius Meledak, Alonso Diterpa Badai di Tengah Kemenangan Real Madrid
Kemenangan Real Madrid atas Barcelona di El Clasico seharusnya menjadi malam penuh kebahagiaan bagi para penggemar Los Blancos. Namun, alih-alih membicarakan skor 2-1 yang menguntungkan Madrid, publik justru menyoroti sikap emosional Vinicius Junior yang mencuri perhatian di tengah pesta kemenangan.
Pada laga Minggu (26/10) di Santiago Bernabeu, Real Madrid tampil dominan dan menaklukkan rival abadinya lewat gol penentu Jude Bellingham. Namun, suasana berubah ketika pelatih Xabi Alonso menarik keluar Vinicius di menit ke-72 dan menggantikannya dengan Rodrygo.
Reaksi Vinicius langsung memicu kontroversi. Ia terlihat frustrasi, menunjuk dirinya sendiri sambil berteriak, “Saya?!”, sebelum meninggalkan lapangan dengan langkah cepat menuju ruang ganti. Tak lama kemudian, ia kembali ke bangku cadangan dengan ekspresi muram dan enggan berinteraksi dengan rekan setim. Momen itu mengubah kemenangan Madrid menjadi drama yang ramai dibicarakan.
Ketegangan Lama yang Muncul ke Permukaan
Hubungan antara Vinicius dan Alonso memang tidak akur sejak lama. Ketegangan itu bermula pada Piala Dunia Antarklub Juli lalu, ketika Alonso mencadangkan Vinicius saat melawan PSG dan baru memainkannya karena pemain lain cedera.
Sejak saat itu, suasana di antara keduanya tak kunjung membaik. Dalam sepuluh pertandingan terakhir, Alonso hanya memberi Vinicius kesempatan bermain penuh tiga kali. Ia juga kerap mengganti winger asal Brasil itu di tengah laga meski pertandingan masih berlangsung ketat.
Pada El Clasico kali ini, keputusan Alonso kembali menuai kritik. Padahal, Vinicius berkontribusi besar dalam proses gol kemenangan dan sempat memenangkan penalti sebelum keputusan VAR membatalkannya. Akibatnya, kemarahan Vinicius meledak di pinggir lapangan dan terus berlanjut hingga setelah pertandingan. Beberapa laporan bahkan menyebut terjadi adu mulut di area pemain yang harus dilerai oleh petugas keamanan.
Kritik Tajam dari Christophe Dugarry
Ledakan emosi Vinicius tidak hanya mengundang perhatian media, tetapi juga menuai kritik keras dari mantan pemain timnas Prancis, Christophe Dugarry. Dalam program Rothen s’enflamme di RMC Sport, Dugarry menilai Vinicius tidak menunjukkan rasa hormat kepada pelatih maupun rekan setim.
Menurut Dugarry, sikap Vinicius semakin tidak pantas mengingat statusnya sebagai bintang utama Real Madrid.
Ia berkata, “Saya menghormati cara Mbappé bermain, tenang dan profesional. Tapi Vinicius? Ia terlalu banyak mengeluh. Ia protes kepada wasit, lawan, bahkan pelatih. Setelah satu kemenangan El Clasico, ia bertingkah seperti gladiator. Itu benar-benar melelahkan untuk dilihat.”
Selanjutnya, Dugarry menambahkan, “Jika pemain merasa kecewa karena ditarik keluar, itu wajar. Namun, menghina pelatih dan mengancam ingin pergi adalah tindakan yang tidak bisa diterima. Mungkin sebaiknya dia bercermin, karena alasan ia tidak dimainkan penuh bisa jadi karena performanya memang belum di level terbaik.”
Ia kemudian menutup komentarnya dengan peringatan keras. “Vinicius memiliki talenta luar biasa dan bisa menjadi calon Ballon d’Or. Tetapi jika dia ingin sejajar dengan pemain top dunia, dia harus lebih dewasa. Jika tidak berubah, Real Madrid mungkin perlu mempertimbangkan untuk melepaskannya.”
Ruang Ganti Madrid Mulai Retak
Konflik antara Ia dan Alonso kini berdampak ke ruang ganti. Beberapa pemain mulai terpecah dalam menyikapi situasi ini.
Sebagian pemain bersimpati kepada Vinicius. Mereka menilai Alonso terlalu kaku secara taktik, terutama sejak pelatih asal Spanyol itu menempatkan Vinicius di sisi kanan yang bukan posisi favoritnya. Sebaliknya, sebagian pemain lain beranggapan bahwa sikap Vinicius terlalu berlebihan dan berpotensi mengganggu harmoni tim.
Sementara itu, Presiden Real Madrid, Florentino Pérez, dikabarkan memantau situasi ini dengan saksama. Manajemen klub tidak ingin drama internal mengganggu momentum tim yang sedang berjuang di puncak klasemen La Liga. Selain itu, negosiasi perpanjangan kontrak Vinicius yang berlaku hingga 2027 masih belum menunjukkan kemajuan, sehingga hubungan antara pemain dan klub semakin menjadi perhatian.
Alonso Menjaga Ketenangan di Tengah Badai
Di tengah meningkatnya tekanan, Xabi Alonso memilih bersikap tenang. Dalam konferensi pers usai laga, ia hanya memberikan komentar singkat, “Saya tidak ingin kehilangan fokus pada hal-hal penting.”
Meskipun ucapannya terdengar datar, banyak yang menilai Alonso sedang berhati-hati agar situasi tidak semakin memburuk. Menurut laporan media Spanyol, Alonso berencana mengadakan pertemuan pribadi dengan Vinicius sebelum pertandingan melawan Valencia. Ia ingin menyelesaikan masalah ini secara internal dan mencegah konflik berkembang lebih jauh.
Ujian Kedewasaan untuk Vinicius
Pertikaian ini menjadi ujian besar bagi Vinicius Junior. Dunia sepak bola sudah mengakui kualitas dan potensi luar biasanya. Namun, talenta besar selalu datang bersama tanggung jawab besar pula.
Sekarang, Ia perlu membuktikan bahwa ia tidak hanya bisa mencetak gol dan menciptakan peluang, tetapi juga mampu menjaga emosi dan fokus pada permainan. Seperti yang dikatakan Dugarry, bakat tanpa kedewasaan hanya akan membuat seorang pemain berhenti di tengah jalan menuju kehebatan.
Pertandingan melawan Valencia akan menjadi panggung baginya untuk membalikkan keadaan. Ia bisa memilih untuk terus larut dalam drama, atau menjawab semua kritik dengan performa gemilang di lapangan.
Satu hal pasti: Real Madrid membutuhkan Vinicius yang tenang, tajam, dan matang—bukan pemain yang kalah oleh emosinya sendiri.
