Mees Hilgers Jadi Korban Twente, VVCS Marah Besar dan Tuduh Klub Lakukan Bully
Drama Mees Hilgers di FC Twente mendadak menggemparkan Belanda. Bek timnas Indonesia itu keluar dari daftar pemain utama setelah ia secara terbuka menyatakan ingin hengkang.
Namun, karena bursa transfer Eropa sudah tutup lebih dulu, Hilgers gagal pindah. Akibatnya, ia harus bertahan di Twente sampai kontraknya habis pada akhir musim.
Ultimatum Keras dari Twente
Selanjutnya, alih-alih memberi solusi, manajemen Twente justru menekan Mees Hilgers. Klub itu dengan tegas memberi ultimatum: “Perpanjang kontrak, atau jangan harap bisa main lagi!”
Dengan keputusan tersebut, Twente mendorong Hilgers ke posisi yang makin sulit.
VVCS Naik Pitam
Setelah melihat situasi itu, Asosiasi pesepakbola profesional Belanda (VVCS) langsung bereaksi. Direktur VVCS, Louis Everard, mengecam keras langkah Twente. Ia menilai klub sudah menggunakan kekuasaan secara semena-mena.
“Klub terang-terangan bilang Hilgers tak akan bermain kalau tak memperbarui kontrak. Itu jelas bentuk perundungan,” kata Everard kepada Voetbal International.
Melanggar Etika Kerja
Lebih lanjut, Everard menegaskan bahwa kebijakan Twente bukan hanya tidak sportif, tetapi juga melanggar etika kerja. Ia bahkan menekankan adanya celah hukum untuk menentang praktik tersebut.
“Langkah ini bertentangan dengan prinsip hubungan kerja yang sehat. Dari sisi hukum, ada dasar yang bisa dipakai untuk menindaklanjutinya,” jelasnya.
Kasus Ajax Jadi Perbandingan
Untuk memperkuat argumennya, Everard menyinggung kasus yang menimpa Ajax Amsterdam musim panas lalu. Saat itu, Ajax memaksa beberapa pemain yang tidak masuk rencana untuk berlatih terpisah dan melarang mereka masuk ke lapangan utama.
“Kami sudah protes keras ke Ajax. Cara itu tidak pantas untuk memperlakukan pekerja. Sama saja dengan mengintimidasi pemain. Ironisnya, metode ini justru berhasil,” ungkapnya dengan kesal.
Masa Depan Hilgers Masih Abu-Abu
Pada akhirnya, masa depan Hilgers tetap abu-abu. Apakah ia rela hanya jadi penonton hingga kontraknya habis, atau ia mencari pintu keluar di bursa transfer berikutnya? Untuk saat ini, semua kemungkinan masih terbuka, dan publik Indonesia ikut menanti kelanjutan ceritanya.
