BREAKING! Zinho Vanheusden Pensiun di Usia 26 Tahun Bek Muda Belgia Itu Akhirnya Menyerah pada Cedera
Dunia sepakbola terkejut ketika Zinho Vanheusden mengumumkan pensiun pada usia 26 tahun. Bek yang pernah memperkuat Inter Milan dan timnas Belgia itu memutuskan berhenti setelah upaya panjangnya mengatasi cedera kembali berujung kegagalan. Ia baru bergabung dengan Marbella di kompetisi kasta ketiga Spanyol, namun hanya beberapa bulan kemudian ia memilih mengakhiri kariernya.
Perjalanan Awal: Dari Standard Liège Menuju Akademi Inter
Vanheusden memulai karier di akademi Standard Liège. Setelah tujuh tahun berlatih dan berkembang, ia menarik perhatian Inter Milan yang kemudian merekrutnya pada 2015. Ketika berusia 16 tahun, ia langsung menonjol sebagai salah satu bek muda paling potensial di Eropa. Karena itu, banyak pihak meyakini ia akan menembus tim utama Nerazzurri.
Rentetan Cedera yang Mengubah Segalanya
Namun seiring berjalannya waktu, cedera mulai merusak langkahnya. Alih-alih tampil bersama tim utama Inter, ia justru menjalani serangkaian masa peminjaman ke Standard Liège, Genoa, dan AZ Alkmaar. Ia terus mencari kesempatan bermain reguler untuk kembali ke jalur perkembangan terbaiknya.
Meski demikian, peluang itu tidak pernah benar-benar datang. Cedera kambuhan terus menghambatnya sampai akhirnya ia memilih pindah ke Marbella pada musim panas 2025 untuk menata ulang kariernya.
Cedera ACL Ketiga yang Menghentikan Perjalanan
Setibanya di Spanyol, Vanheusden memulai musim dengan baik dan tampil dalam tujuh pertandingan awal. Namun kemudian cedera ACL ketiganya kembali muncul dan membuatnya tidak mampu melanjutkan karier. Ia menilai tubuhnya tidak lagi mampu menerima beban fisik sebagai pesepakbola profesional.
Jejak Internasional yang Tetap Berarti
Di tingkat internasional, Vanheusden mencatat perjalanan yang cukup berwarna. Ia membela Belgia di semua kelompok usia dan akhirnya menjalani debut senior pada 2020 dalam laga kontra Pantai Gading. Meskipun ia hanya tampil sekali, kesempatan itu tetap menjadi pencapaian besar yang ia banggakan.
Pernyataan Emosional: Tubuhnya Tidak Lagi Mengizinkan
Dalam unggahan panjang di Instagram, Vanheusden menuliskan isi hatinya. Ia membuka penjelasannya dengan mengingat bagaimana sepakbola telah mengisi hidupnya sejak usia empat tahun. Ia menegaskan bahwa olahraga ini membentuk dirinya, memberikan pengalaman yang tidak pernah ia bayangkan saat kecil, dan bahkan membawanya mewujudkan mimpi bermain untuk klub favoritnya.
Selanjutnya, ia memaparkan perjuangan berat yang ia jalani dalam beberapa tahun terakhir. Ia menjalani operasi, menerima suntikan, mengonsumsi obat-obatan, dan tetap berlatih meski tubuhnya menolak. Ia berulang kali mencoba kembali mencapai level terbaik, tetapi rasa sakit terus meningkat dan memaksa dirinya meninjau ulang masa depannya.
Akhirnya, ia memilih mendengarkan tubuhnya. Ia menulis bahwa keputusan pensiun menjadi satu-satunya cara untuk menghormati dirinya sendiri, menjaga kesehatannya, dan menjalankan tanggung jawab sebagai seorang ayah.
Asal Nama yang Terinspirasi Legenda Brasil
Ayahnya, Johan Vanheusden, pernah menjelaskan bahwa ia menamai putranya “Zinho” setelah terinspirasi dari seorang gelandang Brasil anggota skuad Piala Dunia 1994. Ia menyebut bahwa huruf “h” dalam nama itu mengikuti cara pengucapan Portugis. Nama tersebut ia pilih karena kekagumannya pada permainan sang legenda.
Langkah Berikutnya: Tetap Dekat dengan Sepakbola
Kini, setelah mengakhiri kariernya sebagai pemain, Vanheusden berfokus memulihkan kondisi fisiknya. Ia belum menentukan langkah selanjutnya, tetapi ia menyadari bahwa dunia kepelatihan atau peran lain di sepakbola selalu terbuka baginya. Dengan demikian, ia masih mungkin melanjutkan kisahnya di olahraga yang paling ia cintai.
