Dari Kiper Elite Jadi Blunder Abadi Kisah Tragis Andre Onana di Manchester United
Musim panas 2023, Andre Onana tiba di Old Trafford dengan reputasi mentereng. Finalis Liga Champions bersama Inter Milan itu digadang-gadang jadi penerus David de Gea. Penuh percaya diri, ia bahkan pernah berkata:
“Anda ingin bilang kiper terbaik Liga Champions bisa jadi yang terburuk di dunia dalam enam bulan? Tidak. Semua hanya sementara.”
Nyatanya, ucapan itu berubah jadi bumerang. Dua tahun berselang, Onana malah meninggalkan United dengan label salah satu rekrutan paling gagal dalam 20 tahun terakhir.
Simbol Kegagalan Musim Terburuk
Musim 2024/25 jadi titik terendah Manchester United. Mereka finis di posisi ke-15 Premier League—hasil terburuk dalam sejarah modern klub. Dan siapa yang jadi simbol kegagalan itu? Onana.
Distribusi bola yang ceroboh, refleks lambat, hingga blunder di laga-laga besar membuatnya jadi beban. Tidak heran, manajer anyar Ruben Amorim mencopot statusnya sebagai kiper utama, lalu memberi kepercayaan pada Altay Bayindir dan kiper muda Senne Lammens.
Pindah ke Turki, Gaji Justru Naik
Onana kini resmi dipinjamkan ke Trabzonspor. Anehnya, meski performanya anjlok, ia justru menerima gaji hampir dua kali lipat lebih besar. Tapi kepindahan itu jelas sinyal akhir kariernya di level elite. Dari kiper finalis Liga Champions, ia turun kasta jadi pemain buangan yang dianggap “beban” oleh United.
Blunder demi Blunder
Rekam jejak Onana selama dua musim bersama United penuh momen yang bikin fans mengelus dada:
- Membiarkan tembakan lemah Leroy Sané masuk ke gawang saat melawan Bayern di Liga Champions.
- Memberikan bola ke Dries Mertens hingga Casemiro terpaksa kena kartu merah lawan Galatasaray.
- Salah mengantisipasi dua tendangan bebas Hakim Ziyech.
- Membuat bek United gugup dengan keragu-raguannya di kotak penalti.
Paul Scholes sampai berkomentar pedas: “Onana membuat semua orang gugup dan membuat penyelamatan mudah terlihat sulit.”
Minim Kontribusi, Banyak Masalah
Bahkan ketika United meraih trofi FA Cup, kontribusi Onana minim. Di ajang sekecil Carabao Cup pun ia masih jadi sorotan, seperti saat blunder melawan Grimsby Town yang membuat United tersingkir lewat adu penalti memalukan.
Lebih Buruk dari Rekrutan Flop Lain
United memang punya daftar panjang pemain gagal—mulai dari Paul Pogba, Romelu Lukaku, hingga Antony. Tapi, berbeda dengan mereka, Onana nyaris tak pernah memberi kontribusi positif.
Eks bek United, Paul Parker, menilai akar masalahnya ada pada mentalitas:
“Dia bahkan tidak terlihat peduli saat kebobolan. Tidak ada teriakan ke bek, tidak ada rasa kepemimpinan. Jauh berbeda dengan De Gea atau Schmeichel.”
Penutup: Bebas dari Tekanan, Tapi Warisan Buruk
Mungkin di Trabzonspor, Onana bisa bermain lebih tenang tanpa sorotan media Inggris. Tapi untuk United, kepergiannya jelas melegakan.
Setelah 102 penampilan penuh kesalahan, nama Andre Onana akan diingat bukan sebagai penyelamat, melainkan sebagai salah satu kisah kegagalan paling pahit dalam sejarah Manchester United.
