Nomor 10 Barcelona Kini Milik Lamine Yamal Warisan Emas atau Beban Kutukan
Nomor 10 di Barcelona bukan hanya tanda di punggung pemain. Angka ini mencerminkan status, tanggung jawab, dan harapan yang tak main-main. Kini, Lamine Yamal yang baru berusia 18 tahun telah resmi mengenakan angka keramat tersebut.
Barcelona memberinya kontrak panjang dan kepercayaan penuh. Klub tidak hanya melihat potensinya, tetapi juga menaruh ekspektasi besar bahwa ia akan melanjutkan kejayaan para legenda sebelumnya.
Yamal menjawab kepercayaan itu dengan penuh ketenangan. “Saya tidak merasa tertekan. Saya hanya ingin terus menikmati permainan,” katanya dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Ucapan ini menunjukkan ketegasan sekaligus kesederhanaan seorang pemuda yang tahu apa yang ia hadapi.
Namun, publik tahu bahwa sejarah bisa kejam. Ansu Fati, yang juga datang dari La Masia dan pernah mengenakan nomor yang sama, sempat digadang-gadang menjadi suksesor Messi. Tapi kini, namanya justru mulai meredup. Lamine Yamal harus belajar dari kisah itu.
Para Pendahulu: Pemain yang Menjadikan Nomor 10 Sebagai Lambang Kejayaan
Evaristo – Pelopor dari Brasil
Evaristo menjadi pemain Brasil pertama yang mengukir sejarah bersama nomor 10. Ia mencetak 105 gol dalam 151 laga dan membawa Barcelona meraih dua gelar La Liga. Sayangnya, ia memutuskan pindah ke Real Madrid dan gagal mengulangi kesuksesan serupa di sana.
Gheorghe Hagi – Penyihir dari Rumania
Hagi bermain dua musim di Barcelona setelah pindah dari Real Madrid. Meskipun singkat, ia menghadirkan sihir di lapangan yang membuatnya dicintai dua kubu El Clasico—sebuah prestasi yang langka.
Luis Suárez Miramontes – Ballon d’Or Pertama dari Spanyol
Luis Suárez meraih Ballon d’Or pada tahun 1960 saat mengenakan nomor 10 Barcelona. Ia menjadi pemain Spanyol pertama yang menerima penghargaan tersebut sebelum hijrah ke Inter Milan dan menorehkan kisah sukses lainnya di sana.
Hristo Stoichkov – Ledakan dari Balkan
Stoichkov tampil ganas di lapangan dan menjadi duet mematikan bersama Romario. Ia memenangkan Ballon d’Or tahun 1994 dan membantu Barcelona merajai sepak bola Eropa.
Romario – Satu Musim, Banyak Ledakan
Romario mencetak 32 gol dalam musim debutnya setelah didatangkan dari PSV. Ia mencuri perhatian lewat hat-trick ke gawang Real Madrid dalam El Clasico. Namun, konflik internal membuat masa tinggalnya di Barcelona hanya berlangsung dua tahun.
Ladislao Kubala – Legenda yang Diabadikan
Kubala mencetak 193 gol dalam lebih dari 250 pertandingan dan empat kali mengenakan nomor 10. Ia tidak hanya mencetak gol, tetapi juga membentuk identitas klub hingga Barcelona mendirikan patung untuk menghormatinya.
Rivaldo – Penyelamat di Masa Sulit
Rivaldo tampil gemilang di tengah masa transisi klub. Ia mencetak gol salto indah ke gawang Valencia pada tahun 2001 dan memastikan Barcelona lolos ke Liga Champions. Tahun 1999, ia meraih Ballon d’Or.
Diego Maradona – Talenta Hebat, Karier Pendek
Maradona hanya bermain dua musim di Barcelona, namun ia mencetak 38 gol dan memberikan 23 assist. Sayangnya, kariernya di Camp Nou berakhir dalam kontroversi setelah insiden di final Copa del Rey 1984.
Ronaldinho – Sang Seniman Sepak Bola
Ronaldinho datang dari PSG dan langsung mengubah wajah Barcelona. Ia memenangkan Ballon d’Or dan Liga Champions serta membuat fans Real Madrid berdiri memberikan tepuk tangan setelah penampilannya yang memukau di Bernabeu.
Lionel Messi – Raja Segalanya
Messi mencetak 624 gol dan memenangkan tujuh Ballon d’Or, delapan gelar La Liga, serta tiga trofi Liga Champions dengan mengenakan nomor 10. Tak ada pemain lain dalam sejarah klub yang mendekati pengaruh dan pencapaiannya.
Lamine Yamal: Penerus Sejati atau Sekadar Bayangan?
Yamal sekarang berdiri di persimpangan sejarah. Ia memiliki talenta, peluang, dan panggung. Namun, untuk benar-benar menyamai para legenda, ia harus membuktikan diri bukan hanya sebagai bintang muda, tapi sebagai simbol kejayaan baru Barcelona.
