Alfredo Di Stéfano, Satu Legenda yang Pernah Bela Tiga Negara Sekaligus
Tak banyak pemain yang bisa disebut sebagai legenda sejati, tapi Alfredo Di Stéfano adalah pengecualian. Ia tak hanya menjadi ikon abadi Real Madrid, tetapi juga menciptakan sejarah luar biasa dengan membela tiga tim nasional berbeda sepanjang kariernya: Argentina, Kolombia, dan Spanyol. Di era modern, pencapaian ini mustahil terulang karena aturan FIFA yang kini jauh lebih ketat.
Awal Gemilang Bersama Argentina
Alfredo Di Stéfano lahir di Buenos Aires dan memulai karier profesional bersama River Plate. Talenta emasnya langsung menarik perhatian pelatih tim nasional Argentina. Ia melakukan debut pada usia muda dan tampil luar biasa di Copa América 1947, di mana ia mencetak enam gol dalam enam pertandingan dan membantu Argentina meraih gelar juara.
Namun, kisah indah itu tak bertahan lama. Pada 1948, dunia sepak bola Argentina dihantam pemogokan besar-besaran. Di Stéfano, bersama banyak bintang lainnya, memutuskan hijrah ke Kolombia untuk mencari kelangsungan karier.
Era ‘Liga Bajak Laut’ di Kolombia dan Babak Tak Resmi Bersama “Timnas” Kolombia
Di Kolombia, Di Stéfano bergabung dengan Millonarios dalam kompetisi yang dikenal sebagai “El Dorado” — sebuah liga yang beroperasi di luar pengawasan FIFA. Liga ini menarik banyak pemain top dunia dengan tawaran gaji tinggi dan aturan longgar.
Meski tidak pernah tampil di ajang resmi, Di Stéfano sempat mewakili Kolombia dalam empat pertandingan persahabatan sebagai bagian dari tim All-Star. Meskipun FIFA tidak mengakuinya, fakta ini menambah warna dalam karier internasional sang maestro.
Perebutan Sensasional: Barcelona vs Real Madrid
Setelah liga Kolombia kembali diakui FIFA, Di Stéfano secara teknis masih terdaftar di River Plate. Barcelona langsung bergerak mengamankan jasanya. Ia bahkan sempat tampil dalam laga persahabatan dengan seragam Blaugrana. Namun Real Madrid tidak tinggal diam. Mereka melakukan manuver langsung ke Millonarios dan mengklaim punya hak atas sang pemain.
Federasi Spanyol sempat mengusulkan solusi tak biasa: Di Stéfano harus bergantian membela Barcelona dan Real Madrid. Tak terima, Barcelona mundur. Real Madrid pun resmi mendapatkan salah satu rekrutan paling berpengaruh dalam sejarah klub.
Menjadi Warga Spanyol dan Bintang Baru La Furia Roja
Setelah sukses besar bersama Real Madrid, Di Stéfano akhirnya resmi menjadi warga negara Spanyol pada 1956. Dengan paspor baru itu, ia memenuhi syarat untuk memperkuat timnas Spanyol.
Ia langsung tampil brilian dalam debut melawan Belanda dan mencetak hat-trick. Peraturan FIFA saat itu tidak menghalangi peralihan ini karena pemain hanya perlu memegang paspor negara yang dibela, tanpa terikat status “cap-tied” seperti sekarang.
Statistik Cemerlang, Tapi Mimpi Piala Dunia Tak Pernah Jadi Nyata
Dalam 31 laga bersama Spanyol, Di Stéfano mencetak 23 gol. Ia menjadi tumpuan utama tim nasional dan membawa aura kemenangan dari Real Madrid ke panggung internasional. Namun nasib tak selalu berpihak. Spanyol gagal lolos ke Piala Dunia 1958, dan ketika mereka akhirnya lolos ke edisi 1962 di Cile, Di Stéfano justru mengalami cedera dan tidak bisa tampil satu menit pun.
Ironisnya, pemain yang pernah membela tiga negara berbeda, tak pernah sekali pun bermain di putaran final Piala Dunia.
Peraturan FIFA Kini Tak Lagi Memberi Celah
Kisah Di Stéfano tidak akan pernah terulang di era sepak bola modern. FIFA saat ini melarang pemain membela lebih dari satu negara jika sudah tampil di laga kompetitif tingkat senior. Bahkan jika seorang pemain memiliki kewarganegaraan ganda, ia harus memenuhi syarat ketat untuk bisa pindah timnas.
Peraturan seperti “cap-tied”, syarat tinggal lima tahun, dan hubungan darah kini mengunci pemain pada satu identitas nasional.
Warisan Tak Tertandingi
Karier internasional Alfredo Di Stéfano adalah cerminan masa ketika sepak bola bersifat lebih cair, lebih bebas, dan penuh manuver. Ia bukan hanya legenda di level klub, tapi juga simbol dari era sepak bola dunia yang kini tinggal cerita. Membela Argentina, tampil untuk Kolombia, dan menjadi pahlawan bagi Spanyol, ia meninggalkan jejak unik yang tak bisa dihapus oleh waktu atau diulang oleh siapa pun.
