
Real Madrid Curi Berlian Argentina Franco Mastantuono Jadi Proyek Miliaran Euro di Bernabeu
Real Madrid kembali menjadi headline utama di bursa transfer Eropa. Kali ini, bukan nama besar atau bintang mapan, melainkan remaja sensasional asal Argentina: Franco Mastantuono. Gelandang 17 tahun milik River Plate itu resmi diamankan Madrid, sebagai bagian dari proyek jangka panjang yang mengundang decak kagum dan spekulasi. Nikmati juga permainan terbaik dari kami hanya di ZEUSBOLA!!
Meski baru akan merapat ke ibu kota Spanyol usai Piala Dunia Antarklub, aura kehadiran Mastantuono sudah terasa. Bernabeu bersiap menyambut bocah ajaib yang disebut-sebut sebagai salah satu talenta paling menjanjikan dalam sepak bola Amerika Selatan saat ini.
Gerak Cepat Madrid dan Mahar Transfer Fantastis
Di tengah ketertarikan klub-klub elite Eropa, Real Madrid bergerak sigap. Mereka menuntaskan transfer Mastantuono dengan nilai total yang mencetak rekor: €63,2 juta atau sekitar Rp1,12 triliun. Rinciannya?
-
€45 juta ke River Plate sebagai klausul pelepasan,
-
€11,8 juta untuk pajak di Spanyol,
-
€1,4 juta ke asosiasi pemain,
-
€0,9 juta untuk Dana Struktural AFA,
-
dan €3,6 juta sebagai biaya hukum.
Angka itu menjadikan Mastantuono sebagai transfer termahal sepanjang sejarah sepak bola Argentina. Bukan sekadar pembelian, ini adalah pernyataan besar dari Madrid: Mereka melihat berlian, dan tak akan membiarkannya lepas.
Kontrak Gila: Klausa €1 Miliar untuk Bocah 17 Tahun
Madrid mengikat Mastantuono dengan kontrak jangka panjang hingga Juni 2031. Lebih mencengangkan, klausul rilis yang tertera dalam kontrak mencapai angka gila: €1 miliar atau sekitar Rp17,7 triliun. Dengan nilai setinggi itu, hanya klub superkaya (dan nekat) yang bisa bermimpi merebutnya.
Gaji yang diterima pemain muda ini pun mencolok: sekitar €3,5 juta per tahun (setara Rp62 miliar). Untuk remaja yang belum menginjak usia 18 tahun, ini adalah bentuk nyata dari kepercayaan sekaligus taruhan besar dari manajemen Los Blancos.
Warisan Argentina di Bernabeu: Sebuah Kisah yang Terus Hidup
Mastantuono bukan pemain Argentina pertama yang berkostum Real Madrid — dan tentu bukan yang terakhir. Sejak Manuel Rocha membuka jalan pada 1947, sederet nama besar dari negeri Tango telah menorehkan jejaknya di Bernabeu.
Di antaranya:
-
Oscar Ruggeri dan Esteban Cambiasso,
-
Fernando Redondo, yang masih dikenang sebagai maestro lini tengah paling elegan,
-
hingga Angel Di Maria, motor penting kesuksesan La Decima pada 2014.
Kontribusi Argentina tak terbatas di lapangan. Santiago Solari, mantan gelandang Madrid, sempat menjabat sebagai pelatih kepala. Jorge Valdano bahkan merangkap sebagai legenda, pelatih, dan direktur olahraga, menegaskan betapa dalamnya hubungan Madrid–Argentina.
Mastantuono: Talenta Mentah, Ekspektasi Langit
Dengan status sebagai pemain Argentina ke-25 dalam sejarah Real Madrid, Mastantuono datang bukan hanya membawa teknik tinggi dan visi bermain yang matang untuk usianya, tapi juga beban sejarah.
Ia tahu, mengenakan seragam putih tak sekadar tentang bermain bola — ini soal menjadi bagian dari narasi legendaris. Ia tak hanya masuk ke klub besar, ia masuk ke dalam warisan yang terus berlanjut.
Masa Depan Bernama Mastantuono
Apakah Mastantuono akan menjadi Redondo berikutnya? Mampukah ia mengulang magis Di Maria? Jawabannya masih misteri. Tapi dengan kontrak jangka panjang, investasi besar, dan dukungan sistem klub yang terbukti sukses mengembangkan bakat muda, peluangnya sangat terbuka.
Di Real Madrid, sejarah bukan untuk dikenang — melainkan untuk diteruskan. Dan sekarang, giliran Franco Mastantuono melanjutkan cerita itu.