
Popovic Ledakkan Harapan Baru Australia Lolos ke Piala Dunia, Tapi Itu Baru Pemanasan
Pelatih Socceroos, Tony Popovic, tidak hanya merayakan keberhasilan timnya dalam mengamankan tiket ke Piala Dunia 2026. Lebih dari itu, ia menegaskan bahwa pencapaian ini hanyalah langkah awal menuju tujuan yang jauh lebih besar. Setelah kemenangan dramatis 2-1 atas Arab Saudi di Jeddah, Australia kini resmi bergabung dengan Jepang sebagai wakil Grup C Asia. Nikmati juga permainan terbaik dari kami hanya di ZEUSBOLA!!
“Perasaan ini sungguh luar biasa, namun saya yakin maknanya akan terasa lebih dalam seiring berjalannya waktu,” ujar Popovic. Dengan begitu, ia menjadi salah satu dari segelintir sosok yang pernah tampil di Piala Dunia baik sebagai pemain maupun pelatih.
Dari Berlin 2006 ke Amerika 2026: Popovic Kembali di Panggung Dunia
Dulu sebagai bek tangguh, Popovic bermain di Piala Dunia 2006 bersama Australia di bawah asuhan Guus Hiddink. Kini, hampir dua dekade kemudian, ia kembali ke turnamen prestisius tersebut, namun kali ini dari bangku pelatih. Ia menggantikan Graham Arnold pada bulan September dan sejak itu telah mengubah arah perjalanan tim secara signifikan.
“Periode ini sangat intens, tetapi saya benar-benar menikmati setiap momennya,” jelas Popovic. “Kami telah menyelesaikan fase pertama, yakni memastikan lolos otomatis. Sekarang, tentunya fokus kami adalah membangun sesuatu yang lebih besar dan lebih hebat untuk Piala Dunia mendatang.”
Bangkit dari Keterpurukan: Kebangkitan Sang Kanguru
Saat Popovic mengambil alih, kondisi tim bisa dibilang cukup kritis. Australia hanya berada di posisi kelima klasemen, menyusul kekalahan menyakitkan dari Bahrain dan hasil imbang tanpa gol melawan Indonesia. Namun demikian, kepemimpinannya membawa angin perubahan.
Dalam laga penentu di Jeddah, Socceroos sempat tertinggal lebih dulu. Akan tetapi, Mitch Duke mengirimkan umpan sempurna kepada Connor Metcalfe untuk menyamakan kedudukan. Tak berhenti di situ, Duke kemudian mencetak gol kemenangan. Selain itu, momen paling mendebarkan terjadi ketika Mathew Ryan menyelamatkan penalti penting, memicu sorakan kemenangan dari seluruh skuad.
“Kami telah menunjukkan karakter sejak hari pertama,” kata Popovic. “Bertanding dalam tekanan tinggi dan cuaca ekstrem di Jeddah tentu bukan hal mudah. Namun, tim ini berhasil membalikkan keadaan, dan itu menunjukkan karakter, daya tahan, serta kualitas kami.”
Ryan di Laga ke-100: Mimpi, Air Mata, dan Sejarah
Bagi Mathew Ryan, pertandingan ini jelas sangat emosional. Selain menjadi penampilannya yang ke-100 untuk Australia, ia juga berhasil menciptakan sejarah dengan memastikan penampilannya di Piala Dunia keempat.
“Rasanya seperti berada dalam mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan,” kata Ryan, yang saat ini memperkuat klub Prancis, RC Lens. “Saya benar-benar bangga dengan perjalanan ini. Kami memang pantas merayakan kualifikasi ini, tetapi tentu saja dalam waktu dekat, kami harus mulai mempersiapkan diri untuk langkah selanjutnya.”