
AC Milan Robek Pertahanan Bologna dan Buka Jalan ke Liga Champions
AC Milan kembali memperlihatkan karakter tangguhnya di hadapan pendukung setia di San Siro. Dalam laga yang sarat emosi dan intensitas tinggi, Rossoneri membalikkan ketertinggalan menjadi kemenangan 3-1 atas Bologna — mereka mencetak semua gol dalam waktu kurang dari 30 menit di babak kedua. Hasil ini tak hanya menghidupkan kembali ambisi Milan untuk menembus empat besar Serie A, tetapi juga mengguncang harapan Bologna untuk mencicipi atmosfer Liga Champions musim depan.
Awal Panas dan Cedera yang Mengubah Arah Permainan
Laga berlangsung dalam tempo tinggi, dan kedua tim langsung terlibat duel fisik sejak menit pertama. Namun, AC Milan mengalami pukulan awal ketika benturan keras dalam duel udara dengan Benjamín Domínguez memaksa bek andalan mereka, Fikayo Tomori, meninggalkan lapangan pada menit ke-12. Ironisnya, Domínguez nyaris mencetak gol tak lama kemudian dengan tembakan mendatar dari luar kotak penalti yang menguji refleks Mike Maignan.
Babak Pertama Milik Bologna: Dominasi Tanpa Eksekusi
Bologna tampil percaya diri dan agresif sepanjang babak pertama. Mereka mengontrol ritme permainan, memanfaatkan ruang di lini tengah, dan menciptakan beberapa peluang menjanjikan. Riccardo Orsolini, yang memiliki rekor buruk kontra Milan, seolah ingin menebus kegagalannya. Ia mendapat peluang emas usai menerima umpan silang dari Tommaso Pobega, namun penyelesaiannya masih melambung di atas mistar — sebuah kegagalan yang akan disesalinya.
Gol Cepat di Babak Kedua: Bologna Unggul, Milan Menyala
Bologna akhirnya memecah kebuntuan empat menit setelah mereka memulai babak kedua. Umpan terobosan akurat dari Thijs Dallinga menemui Orsolini di sisi kanan, yang mengontrol bola dengan tenang sebelum melepaskan tembakan mendatar ke pojok gawang — kali ini tanpa ampun. Bologna unggul 1-0 dan mulai membayangkan tiga poin di depan mata.
Namun keunggulan itu seolah membangkitkan raksasa yang tertidur. Milan langsung merespons lewat serangkaian pergantian pemain cerdas. Samuel Chukwueze dan Santiago Giménez masuk, memberikan energi baru pada lini serang. Dalam satu rangkaian serangan cepat, João Félix mengirim bola ke arah Chukwueze. Bola sempat terhalang, namun memantul ke Christian Pulisic yang menyodorkannya ke Giménez — dan tanpa ampun, striker Meksiko itu menyarangkan bola ke gawang.
Dominasi Total: Pulisic & Giménez Jadi Mimpi Buruk Bologna
Dua menit kemudian, Giménez kembali menggetarkan jala Bologna, namun golnya dianulir karena posisi offside. Milan tetap konsisten menekan, dan upaya mereka akhirnya terbayar di menit ke-79. Kali ini, Pulisic yang menjadi eksekutor. Maignan mengirim umpan panjang yang dikendalikan dengan brilian oleh Chukwueze. Ia melewati bek lawan, lalu mengoper bola kepada Félix. Félix melepaskan tembakan yang diblok, tetapi Pulisic langsung menyambar bola dan melepaskan tembakan tajam untuk membalikkan keadaan.
Di masa tambahan waktu, Milan memastikan kemenangan. Chukwueze kembali jadi kreator, mengirim assist manis untuk Giménez yang menyelesaikan peluang dengan dingin. Skor akhir 3-1 menjadi refleksi nyata dari kedalaman skuad dan taktik jitu Milan.
Milan Bangkit, Bologna Terancam Kehilangan Arah
Dengan hasil ini, Milan kini mengoleksi total 22 poin dari posisi tertinggal — rekor terbaik di Serie A musim ini. Sebaliknya, Bologna harus mengevaluasi diri. Mereka mendominasi permainan di awal, tetapi gagal menjaga konsistensi dan Milan menghukum mereka dengan ketajaman di momen-momen krusial.
Walau masih unggul di klasemen, kekalahan ini bisa jadi sinyal bahaya. Jika performa mereka tak segera membaik, posisi empat besar yang saat ini digenggam bisa lepas begitu saja.